bukan apa-apa.buka karna aku anak BEM KM UGM.bukan oposisi juga 😀 . ini karena aku seorang mahasiswa UGM . yang mencoba mengerti kenapa BEM KM UGM keluar dari BEM SI. jujur awalnya aku kaget. kenapa? kok tiba tiba? ada apa dengan BEM KM ? nah, setelah baca pernyataan sikap ini sedikit banyak mengerti tentang masalah ini. silahkan yang mau komentar? 🙂 asal gak SARA.
Pada tanggal 27-29 Februari 2012, Aliansi BEM Seluruh Indonesia menggelar Musyawarah Nasional di Universitas Lampung. Musyawarah tersebut dihadiri oleh perwakilan 67 kampus dari seluruh Indonesia, tak terkecuali Universitas Gadjah Mada. Musyawarah tersebut dibuka oleh Pembantu Rektor III Unila dan ditutup dengan konferensi pers serta aksi dari peserta Munas pada tanggal 1 Maret 2012 di Tugu Adipura, Bandar Lampung.
BEM KM UGM memiliki banyak catatan, evaluasi, dan kekecewaan terkait Musyawarah Nasional BEM SI pada tahun ini. Sebagai salah satu elemen yang sejak awal pembentukan bergabung dalam BEM SI, UGM melihat adanya kecenderungan orientasi yang kian bergeser dari tahun ke tahun. Analisis ini didasarkan pada sebuah evaluasi atas proses gerak BEM SI selama empat tahun terakhir ditambah catatan mengenai proses Musyawarah Nasional BEM SI tahun ini.
Catatan tersebut kami rangkum dalam beberapa poin berikut:
1. Pengambilan keputusan gerak selama ini kehilangan proses kajian yang memadai. Hal ini didasarkan pada proses Musyawarah Nasional BEM SI tahun ini mayoritas pertanggungjawaban Koordinator Isu pada Munas tidak memiliki outputkajian dan pengawalan isu yang jelas. Selain itu, enam tuntutan BEM SI yang dihasilkan pada Musyawarah Nasional tahun ini hanya berfokus pada tuntutan pada pemerintah tanpa adanya kajian mengenai alternatif kebijakan yang direkomendasikan pada pemerintah. Hal ini tidak sejalan dengan visi BEM KM UGM untuk mengedepankan riset dan kajian sebagai alat pengambilan keputusan gerakan. Ini menjadi catatan penting atas keberadaan BEM KM UGM di Aliansi BEM SI
2. Terjadi eksklusivisme keanggotaan di BEM SI dimana BEM SI tidak mampu mengampu pluralitas. Hal ini dibuktikan oleh tidak adanya perwakilan kampus Indonesia Timur (Sulawesi, Maluku, Papua) dalam aliansi. Berdasarkan perbandingan data jumlah kampus yang hadir pada Musyawarah Nasional BEM SI tahun 2008 di Yogyakarta, anggota BEM SI yang berasal dari Sulawesi, Maluku, dan Papua seluruhnya keluar dan tak lagi berada di BEM SI. Potret lain adalah keanggotaan yang semakin tertutup, mengakibatkan terjadi insiden penolakan masuknya 13 kampus di Jawa Barat pada arena Munas BEM SI. hanya karena tidak ada rekomendasi dari Koordinator Wilayah Padahal, masih banyak kampus lain di Indonesia yang belum terjangkau oleh aliansi BEM SI dan perlu menjadi evaluasi yang sangat vital.
3. Evaluasi kritis atas gerakan BEM SI yang cenderung terlalu terpaku pada isu kepemimpinan nasional yang sangat politis.Agenda gerak selama 4 bulan ke depan, yang dirumuskan dalam Musyawarah Nasional, sangat bertitik tekan pada aksi mengenai isu-isu politik di level nasional. BEM KM UGM melakukan evaluasi atas agenda gerak BEM SI sejak tahun 2010, di mana isu kebijakan yang hadir dalam BEM SI cenderung sama, yaitu berkutat pada kepemimpinan nasional dan hanya dalam lingkup turunkan SBY. Hal ini berbeda dengan variasi gerak BEM SI di tahun sebelumnya, seperti tahun 2009 yang fokus pada pengawalan RUU Pengadilan Tipikor atau tahun 2005 dengan gerakan bersama antikorupsi. Ranah gerak yang sangat terpaku pada isu sentral kepemimpinan nasional ini, selain menjebak BEM SI pada sebuah relasi kuasa elit yang kompleks di level nasional, juga tidak sejalan dengan visi BEM KM UGM yang mengusung ‘gerakan oposisi ilmiah’ untuk menyikapi fenomena sosial-politik di Indonesia.
4. Perlunya melakukan penyegaran gerakan mahasiswa selama ini. Karena BEM SI telah bergerak sebagai sebuah ‘gerakan politik’ dengan target-target politik tertentu, BEM KM UGM menganggap perlunya sebuah penyegaran gerakan dengan memosisikan ulang keberadaan mahasiswa dan isu-isu yang akan diangkat. Masyarakat sudah jenuh dengan aksi-aksi mahasiswa yang hanya berkisar pada isu politik nasional. Terlebih lagi, di level nasional terjadi fragmentasi aliansi BEM menjadi tiga kubu (BEM SI, BEM Nusantara, BEM Nasional) dengan corak gerakan yang sama-sama berorientasi pada isu politik nasional. BEM KM UGM merasa perlu melakukan penyegaran dengan melibatkan kampus-kampus lain yang berada di luar lingkar jejaring tersebut serta dengan format gerakan yang lebih baru. Sehingga, BEM KM UGM merasa perlu mempertimbangkan ulang keberadaan di dalam BEM SI dalam satu tahun ke depan.
Empat catatan itu menegaskan perlunya mempertimbangkan ulang posisi BEM KM UGM dalam Aliansi BEM Seluruh Indonesia. Keputusan untuk bertahan di BEM SI hanya akan memberi beban bagi BEM KM UGM untuk tampil dalam penyikapan isu-isu politik tanpa memberi ruang kajian dan riset yang cukup. Sementara itu, masih banyak pola aliansi strategis yang bisa dibangun di luar pada berbagai isu yang akan dikawal.
Maka dari itu, pada tanggal 29 Februari 2012, di arena Musyawarah Nasional BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Lampung, BEM KM UGM menyampaikan sebuah sikap politik untuk mengundurkan diri dari Aliansi BEM Seluruh Indonesia. Keputusan pengunduran diri tersebut dilakukan sebelum agenda pemilihan Koordinator Pusat BEM SI yang akhirnya kembali dipegang oleh Universitas Padjajaran, Bandung.
Pengunduran diri ini bukan berarti memutus hubungan dengan elemen di BEM SI. BEM KM UGM akan tetap setia mewacanakan ‘Gerakan Oposisi Ilmiah’ untuk mengawal proses demokratisasi Indonesia secara terbuka dengan kampus manapun di Indonesia. Semoga BEM SI dapat terus menjadi aliansi strategis-taktis dengan karakter intelektual dan moral.
Salam Cinta, Cita dan Karya!
Yogyakarta, 4 Maret 2012
Presiden Mahasiswa UGM,
Giovanni Fadhillah van Empel
CP: 08128290111
Contact Person:
Muhammad Reza S. Zaki (Delegasi UGM) 085719125789
Ahmad Rizky M. Umar (Delegasi UGM) 08195485931
taken from :: Facebook Badan Eksekutif Mahasiswa – Keluarga Mahasiswa UGM (BEM KM UGM)
hohoho…
saya nonton sajalah
ada sedikit hal yang membuat saya tertawa dalam pernyataan sikap ini
“Karena BEM SI telah bergerak sebagai sebuah ‘gerakan politik’ dengan target-target politik tertentu…”
gak usah menutup mata, bahkan aliansi yang lain pun (BEM Nus & BEM Nasional) juga demikian halnya
jadi, kesimpulan comment ini:
saya tertawa saja…. 😆
#dibacok
kaburr……
apakah BEM KM mau mebuat aliansi tandingan yg “nggak pake target politik tertentu” ? oho. yg jelas setiap politik itu pasti mempunyai target.
saya mah udah sepuh, ga ngerti masalah beginian.
*kaburrr.. ngikut mbak puch..
ajarilah yang muda seperti saya ini mbak 😀 muda-h terombang ambing, muda-h terprovokasi *eh 😀
Berita panas pada zamannya dan sedikit mendingin ketika pada tahun 2013-2014 Korpus BEM SI dari BEM KM UGM, Yanuar R. Pahlevi 😀
Yak. Dan skrg gatau lagi hahaha
Korpus tahun ini dari IPB dan Alhamdulillah bukan dari UGM, soalnya karakter Presma UGM tahun ini jauh banget dari kak Yanu. Padahal dulu berharap banget Dzikri jadi Presma UGM dan kembali bertemu di BEM SI. Ah sudahlah …
Setiap presma punya jalan msg2 … :))
Yasudahlah mau bgmn lagi.. hehe. Doakan tahun depan yak 🙂