Sejujurnya ini pertanyaan rumit, gaes. Hahahha. Apakah karena aku malas? Atau karena alasan kesibukan yang tiada tara? Atau kehabisan inspirasi? Atau kenapa?
Pertanyaan ini pernah aku keluhkan ke suamiku. Di satu sisi aku merasa kangen dengan menulis. Tetapi di sisi lain ada sesuatu yang membuatku merasa ‘cukup’ dengan tidak menulis.
Dia bilang, “Karena kamu udah punya aku.”
Ah, iyakah? Masa iya gara-gara punya suami aku jadi males menulis? Ngeri betul, bestie.
Tetapi setelah berpikir dan merenung, ada benarnya juga. Hadirnya dia, sudah membuatku memiliki tempat sampah untuk bercerita semuanya. Segala hal yang beredar dan menjadi pikiran-pikiranku bisa aku ceritakan ke dia. Sedangkah biasanya penulis, perlu memiliki keresahan yang menjadi bahan tulisan. Baik berupa opini, artikel, bahkan fiksi.
Tetapi, hal ini tentunya tidak terlalu bagus buatku karena aku harus terus menulis. Aku mau terus menulis sampai aku tua.
Aku menengok lagi blog ini dan menemukan tentu saja, tulisan-tulisan lamaku. Ada rasa ingin menertawai diri sendiri. Kok bisa ya, dulu aku nulis kayak gitu? Tidak mencerminkan kematangan seseorang seusiaku blas, hahahaha. Tetapi ternyata di situlah seninya. Kita bisa melihat perkembangan hidup dan karakter seseorang dari tulisan-tulisan lamanya. Dan aku juga merasakan itu sekarang.
Baiklah, aku akan mengaktivasi lagi blog ini. Ya mau bagaimana lagi, tulisan-tulisan lamaku yang mayoritas berisi curhatan kegalauan masa muda, tidak mungkin kuhapus begitu saja, kan?
Yuk, menulis lagi 🙂
Jogja, 10 Februari 2022